Gandeng perusahaan asal China, PT Adhi Karya membangun pabrik pupuk di Palembang, Sumatera Selatan. Nilai kontrak pembangunannya mencapai Rp 1,4 triliun.

Warga Kampung Air, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumsel memanfaatkan limbah eceng gondok sebagai bahan baku membuat anyaman. Sejumlah produk dihasilkan seperti tas, tempat tisu, dompet, dan lainnya.

Lemahnya pengawasan dan pendataan petani penerima pupuk bersubsidi menjadi penyebab masih munculnya beragam bentuk penyelewengan pupuk. Ekosistem penyaluran pupuk yang baik perlu dibentuk untuk menekan risiko tersebut.

Penyaluran pupuk bersubsidi di Sumatera Selatan belum optimal karena petani masih kesulitan melakukan pendaftaran data di sistem alokasi elektronik. Pemda dan penyuluh pertanian diharapkan mendampingi petani.

Petani di Sumatera Selatan kian terjepit dengan tingginya harga pupuk nonsubsidi yang mencapai Rp 600.000 per karung. Hal ini diperparah dengan sulitnya petani mendapatkan pupuk subsidi.

Satu warga Palembang, Sumatera Selatan, terdeteksi terjangkit Covid-19 varian Omicron. Hal ini bersamaan dengan meningkatnya kasus Covid-19 dalam 15 hari terakhir.

Tidak perlu diplomasi yang rumit untuk mengirimkan bantuan. Hanya melalui sambungan telepon, bahkan ”video call”, bantuan bisa terkirim untuk menyambung napas mereka yang membutuhkan. Karena, ini semua demi kemanusiaan.

Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan, RSUP Dr Mohammad Hoesin membangun tangki penampungan oksigen cair dengan kapasitas sekitar 20.000 liter, menambah 14.000 liter tangki yang sudah ada.