Berbekal semangat kolaborasi dan inklusivitas di tengah suasana global yang sulit tahun 2022, Indonesia sukses mengetuai G20. Cara pandang yang sama akan menghiasi dan melandasi kebijakan luar negeri RI tahun 2023.

Selain Presiden Rusia Vladimir Putin, dua presiden lain, yaitu Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, tidak hadir di KTT G20 Bali, pekan ini. Ada alasan ketidakhadiran keduanya.

Seruan mobilisasi parsial oleh Presiden Putin mengiris rasa kemanusiaan kita mengingat perang di Ukraina telah berlangsung hampir tujuh bulan. Indonesia memiliki kesempatan emas dalam G20 untuk mewujudkan perdamaian.

Sepuluh bulan Presidensi G20 Indonesia 2022, fragmentasi terus mendisrupsi. Menjelang pertemuan puncak G20 di Bali, 1,5 bulan lagi, kabar buruk dan lebih buruk justru datang lagi.

Kekurangan dana antisipasi pandemi di masa depan mencapai 10 miliar dollar Amerika Serikat. Sejauh ini, inisiatif G20 telah menjaring komitmen lebih dari 1 miliar dollar Amerika Serikat.

Bukan kolaborasi, melainkan konfrontasi yang banyak mewarnai pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi G20. Sementara situasi perang Rusia-Ukraina sebagai akar fragmentasi G20 potensial berkepanjangan.

Multilateralisme dijual. Semua membeli dengan ”harga” dan ”versinya” masing-masing. Apa mau dikata, ketika politik internasional sedang paceklik kepercayaan, konfrontasi berteriak lebih lantang ketimbang kooperasi.

TMII tengah menjalani proses renovasi besar-besaran. Renovasi sarana dan prasarana yang ada di TMII ditargetkan akan selesai sebelum Oktober 2022.