Perpustakaan akan ditinggalkan jika hanya dijadikan tempat membaca. Perpustakaan harus bertransformasi dan kekinian.

Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, digandrungi warga.

Di balik kepraktisannya, penggunaan gawai yang tak terkendali mengancam tumbuh kembang anak. Dengan bermain, membaca, bercerita, dan berkarya, anak-anak melawan candu gawai demi merangkai masa depan cerah dengan ceria.

Desain Perpustakaan Jakarta yang modern dan minimalis menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung dan membaca buku. Pengunjung juga dimanjakan dengan koleksi sekitar 190.000 eksemplar buku.

Perpustakaan Jakarta memiliki desain interior modern minimalis, hal ini menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung. Sebagian masyarakat kota memilih perpustakaan sebagai tempat untuk mencari ketenangan.

Agar diminati generasi muda, perpustakaan selayaknya tidak membuat aturan yang terlalu kaku dan menawarkan fasilitas ”plus-plus”. Seperti apa fasilitas ”plus-plus” itu?

Jakarta menghadirkan inovasi baca buku digital di tempat. Inovasi ini menjadi langkah dalam mentransformasi perpustakaan Jakarta dan menggaet anak-anak muda untuk mengakrabi berbagai sumber bacaan bermutu.