Tahun 2024 menjadi momen politik luar bisa di seluruh dunia. Secara umum, petahana dan partai politik tradisional mendapat tantangan berat.

Turunnya partisipasi pemilih dan naiknya jumlah suara tidak sah menjadi catatan dari hasil penetapan Pilkada Jakarta.

Sebanyak 1,5 juta pemilih menyalurkan hak pilih di Pilgub Sultra, yang juga tertinggi dari tiga helatan terakhir. Euforia dan politik uang turut menjadi pengungkit.

Tingkat partisipasi pemilih pilkada serentak 2024 di Sumsel jauh menurun dibandingkan saat pileg/pilpres pada Februari lalu.  Ini menjadi evaluasi bagi semua pihak.

Selayaknya pesta, seharusnya disambut antusias. Namun, di Pilkada 2024 yang merupakan pesta demokrasi lokal, antusiasme pemilih justru menurun.

Faktor teknis dan nonteknis berkelindan yang memengaruhi antusiasme pemilih mendatangi tempat pemungutan suara.

Dengan berbagai catatan selama pelaksanaan Pilkada 2024, Komisi II DPR berpandangan evaluasi total menjadi sangat penting dilakukan.

Tingkat partisipasi di Jakarta diprediksi lebih rendah dibanding pilpres. Faktor geografis dan kurangnya keterlibatan calon legislatif menjadi penyebab.