Brengkele bercerita pada Koming dan Pailul soal kedatangan Paus Fransiskus dan prestasi atlet Indonesia di Paralimpiade.

Pailul bermaksud menenangkan diri. Tapi terganggu, kejadian satu belum beres muncul kejadian baru yang bikin kusut.

Koming, Pailul, dan Capung membicarakan banyak orang yang meributkan junjungannya masing-masing. Sementara saat mereka intip, yang lagi diributkan sedang adem ayem makan siang bareng.

Koming, Pailul, dan Capung melihat Raja Wikramawardhana menyambut para pemimpin dari negeri seberang. Tiba-tiba di belakang mereka Ariokandhel berjalan akrab dengan bakal wakilnya, dikerubuti wartawan.

Koming, Pailul, dan Capung membicarakan rasa kangen mereka pada sosok guru Mpu Randubantal dan masalah aturan pendidikan yang suka bikin kusut.

Koming, Pailul, dan Capung sedang membicarakan masalah pelik yang sedang terjadi di nagari ini. Sampai alam pun akhirnya memberikan peringatan.

Koming, Pailul, Capung, Brengkele menikmati pisang goreng. Brengkele cerita di masanya pisang goreng dari nagari ini terpilih jadi camilan terbaik di dunia. Sayangnya minyak sederhana mulai langka di pasaran.

Ariakendor melarang Pailul mengikat kambingnya di lahan umum di dekat tanah milik bapaknya. Padahal dia sendiri memakai kereta kuda dinas milik bapaknya.