Sebutan pembunuh tim Inggris kembali mampu dibuktikan Paris Saint-Germain. Sejarah memihak ”Les Parisiens” untuk melaju ke partai final.

Arsenal berstatus pembunuh ”raja”, sementara PSG dijuluki penakluk para wakil Inggris. Pertemuan mereka di semifinal akan jauh lebih panas dibandingkan Oktober lalu.

Setelah mendampingi City dua musim beruntun, Arsenal melakukan hal serupa ke Liverpool pada musim ini. Mengapa Arsenal kembali berada di bayang-bayang tim juara?

"Sambil menyelam minum air”. Peribahasa itu bisa menggambarkan situasi Arsenal dalam kemenangan atas Ipswich. Mereka menyimulasikan banyak hal untuk laga versus PSG.

Arsenal menggunakan keunggulan angka-angka di atas kertas untuk menolak mantra ”remontada” Real Madrid di lapangan. Dari statistik dan sejarah, Madrid sulit bangkit.

Dari perbedaan performa drastis di tengah dan akhir pekan, Arsenal memperlihatkan prioritas pada sisa musim ini. Liverpool bisa lebih lega menatap gelar juara liga.

Pelatih Brentford Thomas Frank telah mencuri sesuatu dari laga Arsenal versus Madrid untuk dibawa ke akhir pekan nanti. Brentford menyiapkan kejutan untuk Arsenal.

Dua tendangan bebas Declan Rice menginspirasi kemenangan terliar Arsenal atas Real Madrid. Laga diinspirasi Rice, tetapi dimenangi seisi skuad ”Si Meriam”.