Gempa yang terjadi pada Minggu (15/9/2024) dan Senin (16/9/2024) disebut tak berkaitan meski terpaut jarak 70 kilometer.

Menurut BMKG, gempa Garut terjadi karena deformasi batuan Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di Lempeng Eurasia.

Gempa ini berasal dari pergerakan Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Banten.

Gempa M 7,1 terjadi di laut sebelah utara Pulau Lombok. Gempa ini bersumber dalam dan tidak memicu tsunami.

Gempa M 5,1 guncang Kabupaten Malang. Belum ada laporan mengenai kerusakan. Ini gempa dengan magnitudo di atas 5 pertama selama 2023.

Rentetan gempa bumi terjadi di Selat Sunda. Selat Sunda dikenal memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks akibat adanya pergerakan lempeng Indo Australia yang menekan lempeng Eurasia.

Gempa M 6,1 di perairan barat Pulau Simeulue, Selasa (7/1/2020), merupakan jenis dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia di Barat Sumatera. Tak ada potensi tsunami.

BMKG memasang tambahan 194 seismograf demi meningkatkan kecepatan peringatan dampak gempa dan potensi tsunami. Sebelumnya sudah ada 170 seismograf.