Seekor gajah diduga mati karena tersengat listrik bertegangan tinggi di Kabupaten Aceh Tenggara. Gadingnya raib, diduga diambil untuk diperdagangkan.

Gajah liar itu masuk ke permukiman warga karena ada kabel kejut yang putus, diduga dipotong seseorang. Kabel kejut atau ”power fencing” dipasangi di area hutan berbatasan dengan warga untuk mencegah gajah masuk ke desa.

Gajah liar masuk ke perkampungan karena ada pagar kejut yang rusak. Diduga seseorang telah memotong kabelnya.

Pada 2012 diperkirakan pada koridor Peusangan terdapat 60 gajah. Konflik gajah dengan manusia di kawasan itu memakan korban lima warga meninggal dan empat gajah mati.

Diperkirakan gajah ini terpisah dari kelompoknya. Saat ditemukan, berat badannya sekitar 200 kilogram, tak terlalu kurus untuk usia anak gajah berumur satu tahun. Sejak 2016 hingga 2020, sebanyak 42 gajah di Aceh mati.

Perebutan ruang hidup antara manusia dan gajah di Lampung kembali menelan korban. Seorang warga Lampung Timur tewas diserang gajah liar yang mencari makan di perkebunan warga.

Kuat dugaan, gajah tersebut mati karena perburuan. Indikasinya, gajah yang mati jantan, berusia 12 tahun, yang standarnya memiliki gading 15 cm hingga 30 cm. Kepala gajah itu hilang.

Saat diangkat dari lumpur, anak gajah nyaris tak bergerak. Matanya merah, napasnya terengah-engah, tak mampu berdiri. Tim membersihkan tubuh anak gajah, lalu mengevakuasinya ke PKG Saree, Kabupaten Aceh Besar.