Operasi SAR terpadu terhadap korban musibah tenggelamnya KMP Yunicee dihentikan, Senin (5/7/2021). Selama tujuh hari operasi SAR digelar, 51 orang diselamatkan, 9 korban meninggal, dan 17 orang hilang.

Upaya SAR terhadap korban dari KMP Yunicee masih berlangsung pada Kamis (1/7/2021) karena diduga kuat masih terdapat korban di kapal penyeberangan Jawa-Bali yang tenggelam pada Selasa (29/6/2021) malam itu.

Arus Selat Bali terkenal kuat. Kapal dalam keadaan mesin menyala normal tanpa ada gangguan apapun dengan kecepatan 6 knot sampai 7 knot bisa terseret mundur. Bahkan bisa terseret hingga 40 mil jauhnya.

Posisi KMP Yunicee hingga hari kedua pencarian masih belum berubah. Kapal masih berada 1,6 km di selatan Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Arus laut yang kencang menjadi tantangan tim pencari.

Upaya SAR terhadap korban kecelakaan KMP Yunicee masih digelar pada Rabu (30/6/2021). TNI Angkatan Laut mengerahkan kapal TNI AL, di antaranya KRI Rigel 933 dan KRI Soputan 923, untuk membantu upaya tersebut.

Satu keluarga yang terdiri atas lima orang menjadi korban tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali, Selasa (29/6/2021). Keluarga yang menjadi korban terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak yang berusia 15, 5, dan 4 tahun.

Upaya pencarian dan pertolongan terhadap tenggelamnya KMP Yunicee di perairan Gilimanuk, Jembrana, berlanjut pada Rabu (30/6/2021). Tim memfokuskan pencarian terhadap korban yang dilaporkan hilang.

KRI Rigel mendeteksi kerangka KMP Yunicee terdeteksi di kedalaman 78 meter di Selat Bali.