Timun dan Nono

Timun dan Nono

Koming, Pailul, dan Capung membicarakan Mpu Randubantal yang belum bisa melepaskan pikiran-pikirannya tentang kekusutan Jaman Kala Bendhu.

Sudah suara rahayat tidak didengarkan, malah ditanggapi dengan buruk.

Komik setrip Beng Rahadian populer di media sosial karena sering mengkritisi persoalan kehidupan sehari-hari yang berangkat dari kegelisahannya.

Dalam menghadapi situasi akhir-akhir ini, perlu kesadaran dan penerimaan untuk mengembangkan pengendalian diri yang lebih baik.

Secara otodidak, Didie SW mengembangkan kariernya hingga menjadi seniman independen yang konsisten mengangkat isu sosial dan kemanusiaan dalam kartunnya.

Timun dan Nono