Kompas.id

Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan kembali ke posisi 7.200 karena sentimen negatif ekonomi di luar Indonesia.

Bagikan

Meski Diwarnai Aksi Jual Asing, IHSG Berpeluang Naik ke 7.200

Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan kembali ke posisi 7.200 karena sentimen negatif ekonomi di luar Indonesia.

Pasar Nantikan Efek Penurunan Suku Bunga ke Kinerja Industri

Penurunan suku bunga telah terjadi sesuai ekspektasi pelaku pasar modal. Kebijakan ekonomi lainnya dinanti industri.

Pasar Modal dan Kurs Rupiah Terjerembap

Tekanan pelemahan di pasar keuangan ini diperkirakan masih terus berlanjut setidaknya hingga pekan ini.

Kenaikan Inflasi dan Penurunan Indeks Manufaktur Lemahkan IHSG

Kenaikan inflasi dan rendahnya pertumbuhan manufaktur menjadi sentimen negatif untuk Indeks Harga Saham Gabungan.

”January Effect”, Investor Tetap Perlu Selektif Pilih Saham

Penguatan IHSG diperkirakan berlanjut pada awal 2024, tetapi investor perlu selektif dalam memilih saham.

Iklan

Hari Terakhir Perdagangan Saham, IHSG di Level 7.272,797

Di penutupan perdagangan akhir tahun 2023, IHSG berada di level 7.272,797 atau terkoreksi 0,49 persen dari hari sebelumnya. Kinerja pasar saham sepanjang 2023 fluktuatif, tetapi masih mencatatkan pertumbuhan positif

Banyak Katalis Positif, Aktivitas Bursa Meningkat

Pasar saham menjadi ramai dan menarik dalam tiga hari perdagangan setelah libur panjang Lebaran. IHSG kembali ke level 6.900 dengan nilai transaksi harian di atas level Rp 13,3 triliun.

Kinerja Emiten Solid, Diperkirakan Kalahkan IHSG

Pada akhir April ini, semakin banyak emiten yang melaporkan kinerja keuangan triwulan pertama. Sebagian besar membukukan kinerja yang baik. Beberapa lainnya membukukan kinerja kurang baik.

Pasar Saham Menguat Setelah Libur Lebaran

Hingga penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, IHSG menguat 1,3 persen atau 88,34 poin pada level 6.910,147

Inflasi Terkendali Dukung Penguatan IHSG

Sektor yang akan mengungguli kinerja IHSG adalah teknologi, transportasi, dan konsumer non-siklikal. Sebaliknya, sektor energi, infrastruktur, properti, dan industri dasar menjadi sektor yang berkinerja di bawah IHSG.

Iklan