Jika banjir berlangsung dalam waktu yang panjang, padi-padi itu terancam gagal panen. Sawah yang tergenang terletak di Kecamatan Indra Makmur, Simpang Ulim, Birem Bayeun, Banda Dalam, dan Kecamatan Idi Tunong.

Banjir di Aceh bukan hanya dipicu hujan, melainkan juga karena kerusakan daerah aliran sungai dan hutan sebagai kawasan penyangga. Selama daerah aliran sungai dan hutan tidak dipulihkan, banjir akan terus terjadi.

Selama Januari 2021, terjadi 62 kali bencana alam di Provinsi Aceh dengan nilai kerugian Rp 11,6 miliar. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung paling sering terjadi.

pemulihan hutan, normalisasi sungai, dan penataan kawasan sesuai fungsi harus dilakukan untuk memitigasi bencana banjir. Jika ini tidak dilakukan banjir akan selalu mengancam wilayah Aceh.

Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, angin kencang, dan pergerakan tanah, dalam sepekan terakhir melanda Aceh.

Bencana banjir di Aceh harus diantisipasi dengan memperbaiki persoalan di hulu dan di hilir. Di hulu, kondisi lingkungan rusak harus dipulihkan dan di hilir infrastruktur harus disiapkan dengan baik.

Kajian risiko bencana Aceh 2016-2020 yang disusun Badan Penanggulangan Bencana Aceh menyebutkan, 19 kabupaten/kota di Aceh memiliki risiko tinggi terhadap bencana banjir. Potensi terbesar ada di kawasan utara-timur.

Banjir di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur, Desember ini, menelan enam korban jiwa dan kerugian harta benda. Nyaris tiap akhir tahun daerah itu dilanda banjir. Bila tak ditangani segera, bencana serupa bakal terulang.