logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊBPBD DKI Jakarta Jawab Kritik ...
Iklan

BPBD DKI Jakarta Jawab Kritik soal Toa Banjir

BPBD DKI Jakarta mengklaim perangkat pengeras suara atau toa untuk peringatan dini banjir tidak seperti toa pada umumnya. Toa dilengkapi pemancar. Maka biayanya pun besar.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OzbyWtmzcHwI7CwYNTdnpJQ4exc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fa20058ea-083d-448a-8e7c-61f8e6c393c0_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Sampah sisa banjir tergenang di Sungai Saluran Mookervart, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (6/1/2020). BPBD DKI Jakarta berencana menambah perangkat pengeras suara untuk peringatan dini banjir tahun ini.

JAKARTA, KOMPAS β€” Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta menjawab isu pengadaan enam perangkat pengeras suara atau toa guna sistem peringatan dini banjir yang dikritik sejumlah pihak karena dinilai kuno dan anggarannya terlalu besar atau mencapai miliaran rupiah. BPBD DKI mengklaim perangkat itu bukan seperti toa pada umumnya.

Berdasarkan informasi dari BPBD DKI Jakarta, Jumat (17/1/2020), anggaran yang dialokasikan untuk pengadaan enam perangkat pengeras suara itu persisnya sebesar Rp 4.073.901.441. Anggaran tersebut belum termasuk biaya perawatan selama satu tahun sebesar Rp 165 juta.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan