Situasi Libya Tidak Pasti
Libya menghadapi ketidakpastian setelah Khalifa Haftar belum bersedia menandatangani perjanjian damai. Hal itu menjadi kemunduran walau komunitas internasional mendorong kuat.
MOSKWA, SELASAโ Tentara Nasional Libya pimpinan Khalifa Haftar meninggalkan Rusia, Selasa (14/1/2020), beberapa saat setelah menolak menandatangani naskah perdamaian yang diusulkan Turki dan Rusia. Sebaliknya, Pemerintahan Nasional Libya (GNA) yang dipimpin Fayez al-Serraj telah menandatangani dokumen itu.
Penolakan Haftar adalah sebuah kemunduran bagi proses diplomatik internasional dalam beberapa hari terakhir. Meskipun Moskwa bersikeras akan melanjutkan upaya mediasi, langkah Haftar menyebabkan masa depan gencatan senjata di Libya ada dalam situasi rentan dan rapuh.