logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊDilema Tahun Olimpiade
Iklan

Dilema Tahun Olimpiade

Sebagai nomor yang paling berpeluang meraih medali emas olimpaide Tokyo 2020, pelatih dan atlet ganda putra bulu tangkis harus mengatur ritme agar puncak penampilan mereka tercapai di Tokyo.

Oleh
Yulia Sapthiani
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9Pm59EF83BFs0zXys77WeSQPUMg=/1024x567/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fa4bf58e6-49ea-4353-8a93-b076e591e2c9_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pasangan ganda campuran bulu tangkis Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, berlaga melawan pasangan China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, pada babak pertama turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (14/1/2020). Hafiz/Gloria harus mengakui keunggulan ganda campuran nomor satu dunia itu, 14-21, 13-21.

JAKARTA, KOMPAS - Memasuki tahun penting saat berlangsungnya Olimpiade Tokyo 2020, pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis dihadapkan pada dilema mengatur agenda demi target medali emas. Agar penampilan puncak tercapai di Tokyo 2020, 24 Juli-9 Agustus, atlet tak ditargetkan membawa pulang gelar juara dalam setiap turnamen.

Ganda putra menjadi nomor paling berpeluang menyumbangkan emas dari pesta olahraga dunia empat tahunan itu. Dalam sisa waktu jelang batas akhir kualifikasi Olimpiade, 26 April, nomor ini telah melampaui syarat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk meraih kuota maksimal, dua tiket setiap negara dari setiap nomor. Syarat itu adalah menempatkan minimal dua wakil pada delapan besar dunia.

Editor:
Johan Waskita
Bagikan