logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊLembar Pertaruhan Baru Daerah
Iklan

Lembar Pertaruhan Baru Daerah

Warga yang akan memilih kepala daerah perlu lebih serius mencermati kualitas dan komitmen sosok yang bakal dirujuk. Pasalnya, dalam satu dekade terakhir, hasil pilkada kurang signifikan mendongkrak kesejahteraan.

Oleh
Bestian Nainggolan
Β· 1 menit baca

Sejalan dengan pergantian tahun, gaung pilkada yang sejatinya berlangsung pada September 2020 mulai riuh. Sekalipun belum ditetapkan, setiap sosok yang merasa paling layak menjadi kepala daerah sudah unjuk suara. Pemandangan ini masif di 270 daerah penyelenggara pilkada, baik di 9 provinsi, 37 kota, maupun 224 kabupaten.

https://cdn-assetd.kompas.id/bjFjdKeSwIrlSns9svs7WzT8-fI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2FSimulasi-Pengisian-Formulir-Hasil-Penghitungan-Suara_86365284_1578932752.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD) 07-01-2020

Komisi Pemilihan Umum menggelar simulasi pengisian formulir hasil penghitungan suara di tingkat TPS untuk pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (7/1/2020). Simulasi tersebut sebagai salah satu tahapan terkait rencana penerapan rekapitulasi elektronik pada pilkada serentak September 2020.

Tingginya gairah menjadi pemimpin daerah di satu sisi perlu disikapi secara positif. Setidaknya, dengan antusiasme semacam ini dalam model pemilihan kepala daerah langsung, tersedia beragam alternatif pilihan calon pemimpin. Dengan semakin banyak calon, makin ketat pula derajat persaingan.

Editor:
Bagikan