logo Kompas.id
UtamaSirene Penanda Banjir
Iklan

Kata Kota

Sirene Penanda Banjir

Pascabanjir besar awal tahun 2020, sejumlah pejabat di Jakarta menyuarakan pentingnya sirene penanda bahaya banjir. Alat ini dianggap bisa meminimalisasi dampak bencana.

Oleh
Andy Riza Hidayat
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/ioC4QfjynYab-kt_SF_iiDMqoFI=/1024x1024/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F492879_getattachment87ef7eb2-3229-4532-99ff-3b544ba93cd1484270.jpg
Kompas/Rony Ariyanto Nugroho

Ilustrasi. Sirene tanda peringatan dari pusat pemerintahan Gedung Sate dipajang di Museum Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, yang baru diresmikan, Jumat (8/12/2017). Museum yang dikemas interaktif dengan menggunakan teknologi modern ini bercerita mengenai sejarah dan struktur gedung yang pada awalnya disiapkan sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda yang dipindahkan dari Batavia.

Pascabanjir besar awal 2020, sejumlah pejabat di Jakarta menyuarakan pentingnya sirene penanda bahaya banjir. Alat ini dianggap meminimalisasi dampak bencana. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memerintahkan aparat kelurahan berkeliling memberikan peringatan dini terjadinya banjir kepada warga dengan menggunakan sirene.

”Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/1/2020), seperti dikutip Kompas.com.

Editor:
agnesrita
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Sirene Penanda Banjir".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan
Memuat data...