logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บKebocoran Limbah Medis Diduga ...
Iklan

Kebocoran Limbah Medis Diduga Modus Kurangi Biaya Pengolahan

Kebocoran limbah medis ke pemulung dan tempat daur ulang sampah diduga merupakan modus mengurangi biaya pengolahan limbah. Kebocoran terjadi sejak dari fasilitas layanan kesehatan, pengangkutan, dan perusahaan pengolah.

Oleh
Ryan Rinaldy/Pradipta Pandu/Satrio P Wisanggeni/Madina Nusrat
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zmTIeNDVt3Va62Qj4PP6gspwyiY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20191218spw-lipsus-limbah-medis-01_1576655611.jpg
KOMPAS/SATRIO PANGARSO WISANGGENI

Karyawan PT Tenang Jaya Sejahtera mengangkut limbah medis yang beracun dan berbahaya dari dalam truk untuk segera dimusnahkan dengan mesin insinerator, pada Jumat (13/12/2019) di Karawang, Jawa Barat. Limbah medis dapat menjadi sumber penularan penyakit dan pencemaran lingkungan, untuk itu, setiap karyawan dilengkapi alat pelindung diri yang memadai.

CIREBON, KOMPAS - Kebocoran limbah medis ke lapak pemulung dan tempat daur ulang sampah diduga merupakan modus mengurangi biaya pengolahan limbah. Kebocoran bisa terjadi sejak dari fasilitas layanan kesehatan, pengangkutan, dan perusahaan pengolah limbah.

Hingga 2018, hanya tersedia 6 pengolah limbah medis berizin di Indonesia dengan kapasitas produksi 120,48 ton per hari. Padahal, menurut estimasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga 2018, timbulan limbah medis mencapai 300-340 ton per hari dari 2.781 rumah sakit pemerintah dan swasta. Sementara jumlah rumah sakit yang memiliki izin mengolah limbah medis hanya 107 rumah sakit dengan total kemampuan mengolah 50 ton limbah medis per hari.

Editor:
khaerudin
Bagikan