logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMemanfaatkan Ruang-ruang...
Iklan

Memanfaatkan Ruang-ruang Budaya untuk Menjaga Indonesia

Oleh
Rini Kustiasih
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GGjCp91zsFMPasX8MAngfviaEQQ=/1024x713/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Fda8410a7-a6df-4369-924b-9a299e26645e_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Sejumlah tokoh hadir dalam acara Haul Gus Dur di kediaman di Ciganjur, Jakarta, Sabtu (28/12/2019). Tokoh yang hadir diantaranya (kiri ke kanan) Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Menko Polhukam Mahfud MD, KH Mustofa Bisri, Alwi Sihab, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Akbar Tandjung, Yenny Wahid dan Nyonya Shinta Nuriyah Wahid. Haul ini mengambil tema di "Sepuluh Tahun Berpulangnya Gus Dur : Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan".

JAKARTA, KOMPAS – Pemanfaatan ruang-ruang budaya menjadi salah satu alternatif solusi untuk memecahkan sejumlah persoalan kebangsaan dan kenegaraan. Selama ini, ruang-ruang kebudayaan kerap diabaikan sehingga berpotensi menimbulkan celah yang rentan dimanfaatkan untuk mengembangkan narasi yang bertentangan dengan keindonesiaan dan kemanusiaan.

Ruang-ruang budaya itu merupakan salah satu sarana yang kerap digunakan mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang berpulang pada 30 Desember 2009. Pada haul atau peringatan meninggalnya Gus Dur, Sabtu (28/12/2019) di Jakarta, arti penting ruang budaya itu disuarakan kembali untuk mengingatkan kekuatan Indonesia sebagai negara majemuk dengan berbagai adat dan budayanya. Kekuatan itu menjadi modal untuk menjalin kohesivitas sosial dan kemajuan bangsa.

Editor:
Bagikan