logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บMerintis Paradigma Baru...
Iklan

Merintis Paradigma Baru Pembinaan Olahraga

Membangun prestasi olahraga membutuhkan ekosistem yang lengkap mulai dari dukungan anggaran hingga pembinaan performa tinggi. Penjenjangan pembinaan prestasi, kini mulai dilakukan Indonesia dengan target besar Olimpiade.

Oleh
Agung Setyahadi
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cwKaqMV8yj1vItu_1BRrYGu2KTE=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Fffe0c26a-4813-4727-b332-464dc5e92cca_jpg.jpg
KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE

Lifter kelas 49 kilogram Windy Cantika Aisah tampil pada SEA Games 2019 di Stadion Ninoy Aquino, Metro Manila, Filipina, Senin (2/12/2019). Cantika meraih medali emas dengan total angkatan 190 kg, terdiri atas snatch 86 kg, dan clean and jerk 104 kg. SEA Games kini dijadikan oleh Indonesia sebagai ajang mematangkan atlet-atlet remaja dan yunior.

Dunia olahraga nasional memberikan sinyal positif pada 2019. Salah satunya keberanian pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga menjadikan SEA Games sebagai ajang pembinaan atlet-atlet muda. Langkah ini, jika dijalankan secara konsisten, bisa menjadi tolakan untuk melompat menuju persaingan elite Asia dan dunia.

Desakan menjadikan SEA Games sebagai bagian dari proses regenerasi atlet telah didengungkan oleh publik olahraga nasional selama bertahun-tahun. Namun, pemerintah seolah terjebak pada โ€kutukan medali emasโ€, sehingga selalu memasang target juara umum di ajang multicabang Asia Tenggara itu. Akibatnya, atlet-atlet elite yang levelnya sudah dunia, masih menjadi andalan di SEA Games. Dampak ikutannya, regenerasi atlet lambat di berbagai cabang.

Editor:
Bagikan