logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บPerempuan dan Penanganan...
Iklan

Perempuan dan Penanganan Bencana

Dalam kejadian bencana, semua orang bisa jadi korban sekaligus penyelamat. Apakah perempuan juga bisa jadi penyelamat? Jawabannya sangat bisa. Lantas, apa saja yang bisa dilakukan perempuan dalam penanganan bencana?

Oleh
DAHLIA IRAWATI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LRlD3V8CfZA7OoKbGIkxReFlUnc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2FAsia-Pacific-Female-Journalists-Exchange-Program_85886707_1576769592.jpg
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI

Suasana Honjo Life Safety Learning Center Tokyo di Jepang. Kantor Kabinet Jepang mengajak jurnalis dari sejumlah negara yang mengikuti Asia Pacific Female Journalists Exchange Program 2019 mengunjungi Honjo Life Safety Learning Center Tokyo. Program berlangsung 1-3 Desember 2019 di Tokyo.

Asano Sachiko, Co-Representative Training Center for Gender and Disaster Risk Reduction (GDRR) dari Institute for Sustainable Community and Risk Management Tokyo Gender and Disaster Network, mengatakan, perempuan bisa berperan dalam pencegahan bencana, penanganan selama bencana, sekaligus pada rekonstruksi pascabencana. Pada pencegahan bencana, misalnya, perempuan bisa berperan aktif dalam pelatihan-pelatihan kesiagaan bencana.  Di Jepang, perempuan berperan dalam pemadaman kebakaran. โ€Pemadam kebakaran perempuan ini bukan (sebagai petugas) pemadam kebakaran utama.

Mereka hanya perespons pertama jika ditemui kebakaran di sekitarnya. Semua orang, baik perempuan maupun orang tua sekalipun, bisa jadi perespons pertama jika terjadi bencana seperti itu,โ€ kata Sachiko di hadapan sejumlah jurnalis dari negara-negara Asia Pasifik yang diundang untuk mengunjungi Training Center GDRR di Tokyo, 2 Desember lalu.

Editor:
Bagikan