logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPresiden: Nilai Tambahnya Ada ...
Iklan

Presiden: Nilai Tambahnya Ada di Dalam Negeri

Ekspor benih lobster menjadi polemik. Sebab, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berencana membuka keran ekspor. Padahal, di masa Susi Pudjiastuti menjabat, hal ini dilarang karena lobster dewasa bernilai tinggi.

Oleh
Wawan H Prabowo dan Nina Susilo
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/b91uWseVdTt-xGIG_RrnAWrTKrg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20180223RAD01_1571807216-e1571807994399-10.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat barang bukti saat pengungkapan penyelundupan benih lobster sebanyak 71.982 ekor yang disimpan dalam 193 kemasan di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/2).

BALIK PAPAN, KOMPAS β€” Ekspor benih lobster menjadi polemik akhir-akhir ini. Sebab, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berencana membuka keran ekspor, padahal pada masa Susi Pudjiastuti menjabat hal ini dilarang keras karena lobster dewasa bernilai jauh lebih tinggi. Presiden Joko Widodo pun menengahi dan meminta semua mengutamakan kepentingan negara, nelayan, dan lingkungan.

”Yang paling penting menurut saya negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, lingkungan tidak rusak. Yang paling penting itu. Nilai tambah ada di dalam negeri. Ekspor dan tidak ekspor, itu hitungannya ada di situ,” kata Presiden di Gerbang Tol Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).

Editor:
suhartono
Bagikan