Literasi Digital
Kabar Bohong di Medsos Picu Disintegrasi Bangsa
Peredaran kabar bohong atau hoaks di media sosial memicu disintegrasi bangsa. Hoaks sering kali sengaja disebar untuk menguatkan narasi pembuatnya. Ironisnya, peredaran hoaks kerap ditelan mentah-mentah masyarakat awam.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F20190828_ENGLISH-ANALISIS-POLITIK_A_web_1567007502.jpg)
Para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Islam Indonesia menggelar aksi deklarasi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Aksi tersebut mengajak masyarakat untuk mendukung Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang damai dengan menolak segala kampanye hitam, ujaran kebencian, dan berita bohong atau hoaks.
MALANG, KOMPAS — Peredaran kabar bohong atau hoaks di media sosial atau medsos memicu disintegrasi bangsa Indonesia. Hoaks sering kali sengaja disebar untuk menguatkan narasi pembuatnya. Ironisnya, peredaran hoaks kerap ditelan mentah-mentah oleh masyarakat awam karena minimnya literasi digital.
Pandangan ini disampaikan Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Benny Susetyo saat menghadiri seminar nasional dengan Tema ”Debating the Future of Human Rights” dalam Festival Akademik Peringatan Hari HAM Sedunia Ke-71 di Universitas Brawijaya (Unbraw), Malang, Jawa Timur, Jumat (6/12/2019).