logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บMengimpikan Damai di...
Iklan

Mengimpikan Damai di Afghanistan

Meski Taliban menyatakan siap kembali berunding dengan AS, terlalu dini untuk melihat hasil perundingan yang digagas Presiden Donald Trump pada 2018.

Oleh
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RibWvA72Azael0WLNDcV1gHJXoM=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FAfghanistan_82854728_1567960716.jpg
AP PHOTO/MARIAM ZUHAIB

Pasukan pendukung membersihkan puing kendaraan yang hancur akibat serangan bom mobil di Kabul, Afghanistan, 5 September 2019. Serangan itu menewaskan 12 orang, termasuk seorang tentara AS, diklaim oleh kelompok Taliban. Serangan itu dijadikan alasan oleh Presiden AS Donald Trump menghentikan perundingan damai antara AS dan Taliban, Sabtu (7/9/2019).

Seusai mengunjungi pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan, Kamis (28/11/2019), Presiden Trump mengatakan, Taliban setuju untuk melanjutkan perundingan damai. Setelah terjadi beberapa kali pertemuan, Trump membatalkan perundingan damai lewat Twitter pada September 2019 lalu setelah seorang tentara AS tewas dalam serangan Taliban.

โ€Taliban ingin membuat kesepakatan dan kami akan bertemu. AS mengatakan harus ada gencatan senjata. Dahulu mereka menyatakan tidak ingin, tetapi sekarang mereka ingin melakukan gencatan senjata. Mungkin ini akan dapat terlaksana,โ€ kata Trump.

Editor:
Bagikan