logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSaman Sepanjang Hari
Iklan

Saman Sepanjang Hari

Tari saman tak sebatas hiburan. Dalam setiap gerak dan syairnya, sarat dengan pesan. Saman juga perekat persaudaraan. Warisan leluhur orang Gayo itu coba terus dilestarikan agar tetap menjadi bagian dari kehidupan.

Oleh
A Ponco Anggoro
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/x6dgVU80PqswuQmkY1D4Lb6rr3w=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20191130APA5_1575123854.jpg
KOMPAS/A PONCO ANGGORO

Tari saman (barisan depan) dan tari bines (belakang) bersama dua tarian tradisional Gayo lainnya, yaitu didong dan didong tepok, meramaikan penutupan Festival Saman 2019, di Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh, Sabtu (23/11/2019) malam. Festival merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan saman dan tarian-tarian tradisional Gayo lainnya.

Kecepatan, ketepatan, keseragaman, dan keserasian dalam saman tak surut memesona khalayak. Dalam tempo cepat dan kondisi duduk bersila, para penarinya bisa menghadirkan gerak dinamis.

Tangan bergantian menepuk dada dan paha, kepala diputar ke bahu kiri dan kanan, bahkan dalam kondisi badan membungkuk.

Editor:
hamzirwan
Bagikan