logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPenghapusan Kekerasan terhadap...
Iklan

Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Belum Jadi Agenda Utama

Meski ada kemajuan dalam upaya pemberdayaan perempuan selama 25 tahun pelaksanaan Kerangka Aksi Beijing 1995, tingginya angka kekerasan terhadap perempuan masih menjadi tantangan utama, terutama di Asia dan Pasifik.

Oleh
Yovita Arika dari Bangkok, Thailand
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/toBC0WYN3q3vTldhoayjiMFtLYk=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F20191126-Dubravka-1_1574771382.jpg
KOMPAS, YOVITA ARIKA

Dubravka Simonovic, Pelapor Khusus PBB tentang Kekerasan terhadap Perempuan, nomor dua dari kanan, dalam temu media di Bangkok, Thailand, Selasa (26/11/2019), menjelang Konferensi Asia Pasific Regional Beijing+25 Review.

BANGKOK, KOMPAS β€” Meski ada kemajuan dalam upaya pemberdayaan perempuan selama 25 tahun pelaksanaan Kerangka Aksi Beijing 1995, tingginya angka kekerasan terhadap perempuan masih menjadi tantangan utama, terutama di kawasan Asia dan Pasifik. Perlu ada konsensus regional untuk menjadikan upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan ini sebagai agenda utama.

Berdasarkan data UN Women, entitas PBB untuk kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik/seksual. Angka di Asia dan Pasifik lebih tinggi lagi, lebih dari 37 persen perempuan di Asia Selatan, 40 persen perempuan di Asia Tenggara, dan 68 persen perempuan di Pasifik pernah mengalami kekerasan fisik/seksual.

Editor:
Bagikan