logo Kompas.id
UtamaKomersialisasi TIM “Bunuh”...
Iklan

Komersialisasi TIM “Bunuh” Kebudayaan

Komersialisasi ruang budaya warisan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin itu diyakini akan meminggirkan, mengerdilkan dan bahkan “membunuh” kebudayaan itu sendiri.

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan/Stefanus Ato/Helena F Nababan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VkdV-68Fh4EJK4bRbHy1NnWKGUY=/1024x680/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FDSC06981_1563370438.jpg
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Salah satu sudut Kawasan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki

JAKARTA, KOMPAS—Komersialisasi ruang budaya warisan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin itu diyakini akan meminggirkan, mengerdilkan dan bahkan “membunuh” kebudayaan itu sendiri. Karena itu, sejumlah seniman menolak rencana pembangunan infrastruktur dan bisnis di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki.

Rencana revitalisasi PKJ TIM disosialisasikan sejak Juli 2019 lalu oleh Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto dalam acara Musyawarah Masyarakat Kesenian Jakarta, Rabu (17/7/2019). Revitalisasi PKJ TIM akan dikombinasikan dengan desain revitalisasi TIM karya arsitek Andra Matin yang menang sayembara pada tahun 2007.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan