Antara ”Cendol” dan Konservasi di Lore Lindu
Gelombang pengunjung yang bak “cendol” menjadi bumerang bagi tempat wisata yang berada di kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Konservasi sebagai napas utama pariwisata pun terancam.
Telaga yang ”beruap” di tengah hutan lebat berselimut dingin itu menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk melepas penat. Namun, gelombang pengunjung yang bak ”cendol” belakangan justru bisa menjadi bumerang bagi tempat wisata yang berada di kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah, tersebut. Konservasi sebagai napas utama pariwisata itu pun terancam.
Setelah mendirikan tenda bersama tiga temannya, Hans Bernoguido (20) menarik napas sejenak. Dari sisi utara area kamping, kepalanya bergeleng-geleng memandang ke arah selatan dan barat. Tenda-tenda penuh sesak di bawah pepohonan dalam cahaya remang.