logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊRumah Beton yang Kini...
Iklan

Rumah Beton yang Kini Menghantui

Lima puluh empat hari terakhir, kecemasan muncul di tengah kehidupan warga Pulau Ambon, Maluku. Ada 2.438 gempa, dan 277 kejadian di antaranya dirasakan di pulau seluas 803,9 kilometer persegi itu. Entah sampai kapan.

Oleh
Frans Pati Herin
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/M8Vn2IqWAvCN3zLAaHEu4MiKL50=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FRumah-Tahan-Gempa_85070722_1574180905.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Suasana kegiatan belajar-mengajar bagi siswa korban gempa di SD Negeri 1 Waai, Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada Selasa (19/11/2019). Hingga Selasa, gempa susulan masih melanda Ambon dan sekitarnya.

Cuaca sedang baik, Selasa (19/11/2019), tetapi mendung tampak di wajah George Bakarbessy (7). Siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Waai, Kabupaten Maluku Tengah, ini mencoba menyimak penjelasan guru di depan kelas. Tatapannya kosong. Tenda darurat itu berdiri di kebun warga di ketinggian sekitar 2 kilometer dari pesisir pantai.

Di dalam tenda beratap terpal tanpa dinding ini, ia sering melamun. Lalu, melihat tanaman sekitar. George masih dirundung duka lantaran neneknya, Martha, Selasa (12/11) malam, meninggal akibat serangan jantung saat gempa. Martha menambah deretan korban jiwa yang kini berjumlah 42 orang sejak gempa pertama berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang Pulau Ambon, Seram, Haruku, dan Saparua pada 26 September 2019.

Editor:
Bagikan