logo Kompas.id
UtamaDialog di Papua Butuh...
Iklan

Dialog di Papua Butuh Ketulusan

Semua warga negara Indonesia terlahir dengan ekualitas yang sama. Namun, di beberapa tempat masih sering muncul stigmatisasi, seperti yang dialami masyarakat Papua.

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IEprQKn3cYkmnt66AfJT9xZhSCA=/1024x680/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FDSC07117_1574087550.jpg
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Diskusi Gelar Wicara, Lokakarya, dan Pameran Budaya Papua dengan tema “Ragam Budaya Papua” di Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Billy Mambrasar, tokoh anak muda Papua lulusan S1 Institut Teknologi Bandung dan S2 di Australian National University serta Universitas Oxford mengungkapkan bagaimana dirinya sebagai warga Papua masih sering mendapat stereotip atau stigmatisasi.

”Ketika saya masuk di ITB, banyak  yang bertanya apakah saya masuk kuliah lewat jalur umum atau khusus. Meskipun saya betul-betul berjuang untuk bisa masuk ke ITB, namun ada saja yang menganggap saya masuk lewat jalur tertentu atau khusus,” paparnya, Senin (18/11/2019) dalam diskusi Gelar Wicara, Lokakarya, dan Pameran Budaya Papua dengan tema “Ragam Budaya Papua” di Gedung Sarinah, Jakarta.

Editor:
Bagikan