logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMenuju Litbang yang Dipandang
Iklan

Menuju Litbang yang Dipandang

Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN melahirkan harapan akan majunya penelitian dan pengembangan di Indonesia. Supaya bisa memenuhi harapan itu, format kelembagaan BRIN perlu disusun secara jeli.

Oleh
Irsan A. Pawennei
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JUbsMfyk9RriPXDCSdTQVUazKV8=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2F20190408iki-rubber-airbag-buatan-dalam-negeri-7SILO.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza (helm biru) meninjau bantalan kapal berbahan karet alam atau rubber airbag buatan dalam negeri di pabrik PT Samudera Luas Paramacitra, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (8/4/2019).

Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN melahirkan harapan akan majunya penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia. Supaya bisa memenuhi harapan itu, format kelembagaan BRIN perlu disusun secara jeli dengan memperhatikan peran dan fungsi berbagai lembaga litbang yang sudah ada.

Wacana pembentukan BRIN mulai mengemuka dalam proses penyusunan RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek). Adanya kebutuhan lembaga baru ini juga dipicu keresahan Presiden Jokowi ketika membuka sidang kabinet paripurna pada 9 April 2018. Waktu itu, Presiden mempertanyakan hasil anggaran riset sebesar Rp 24,9 triliun per tahun. Ia menilai uang sebesar itu tidak terlihat karena dibagi-bagi ke berbagai kementerian/lembaga.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan