logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPusaran Mematikan di Kanal...
Iklan

Pusaran Mematikan di Kanal Maya

Bahaya terorisme bukan hanya ledakan bom, namun juga transfer ideologi radikal melalui internet dan jejaring media sosial. Bahaya inilah yang patut diwaspadai.

Oleh
Ingki Rinaldi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Di79N4aZZxR4G5ogkBrOyeIaw5A=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F45764364-9173-4b0c-adcc-960a08cbdec2_jpeg.jpg
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Polisi menggeledah sejumlah rumah di Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (15/11/2019). Sebanyak 14 orang ditangkap di Sumut, 9 orang di antaranya statusnya berpotensi ditingkatkan dari saksi menjadi tersangka.

Ambisius. Itulah satu kata yang dipakai Nasir Abbas, pakar isu terorisme, untuk menggambarkan bagaimana jaringan kelompok teroris memanfaatkan teknologi informasi. Tak hanya untuk mendukung terlaksananya aksi, proses perekrutan dan transfer ideologi radikal juga gencar dilakukan melalui internet dan jejaring media sosial. Bahaya inilah yang patut diwaspadai. Sebab, bukan hanya ledakan bom, aktivitas itu juga merupakan salah satu kekuatan terbesar jaringan kelompok teror.

Nasir melempar ingatannya ke tahun 1987, saat masih berada di Afghanistan. Mantan petinggi Jamaah Islamiyah itu menceritakan pengalamannya menggunakan sinyal wireless dari perangkat handy talkie untuk meledakkan bom. Fungsinya sebagai detonator atau pemicu ledakan.

Editor:
Bagikan