logo Kompas.id
UtamaFenomena "Bottle Neck" Para...
Iklan

Fenomena "Bottle Neck" Para Kombes Jadi Tantangan

Untuk mengatasi bottle neck perlu ada syarat tambahan untuk kenaikan pangkat, yakni seorang perwira telah mencetak prestasi dengan kriteria yang sangat jelas.

Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ow2t5TAOXeBhqNltM9Tb7XjBaKQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F114f98e6-7678-4485-a23d-31976532763d_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan ucapan selamat kepada Kapolri Jenderal Idham Azis seusai pelantikan di Istana Negara, Jumat (1/11/2019). Idham Azis dilantik menjadi Kapolri menggantikan Tito Karnavian yang diangkat menjadi Mendagri.

JAKARTA, KOMPAS – Setelah menyelesaikan masa bakti sebagai Kepala Kepolisian Negara RI selama 39 bulan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengakui terdapat persoalan yang belum selesai ditangani, yaitu fenomena bottle-neck para perwira berpangkat komisaris besar atau kombes. Jumlah perwira kombes sekitar 1.400 personel, sedangkan pangkat brigadir jenderal hanya tersedia 230 jabatan.

Tito mengungkapkan, dari total perwira kombes yang berjumlah lebih dari 1.400 orang, sekitar 400 orang di antaranya, telah merampungkan sekolah persiapan menjadi jenderal, seperti Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri. Adapun slot jabatan untuk promosi ke jabatan brigadir jenderal (brigjen) telah terisi. Sekitar 400 personel yang berpangkat kombes itu harus menunggu para perwira tinggi (pati) berpangkat brigjen pensiun.

Editor:
Bagikan