logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSalah Kaprah Memaknai Paham...
Iklan

Salah Kaprah Memaknai Paham Radikal

Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika paham radikal yang sebatas pemikiran berubah menjadi gerakan atau tindakan yang berbahaya bagi masyarakat.

Oleh
deonisia arlinta
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/puKCQ-lbURnRo6YPytxKlMQUJio=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F0f130e2f-df10-4599-b669-cf4fd24a7362_jpeg.jpg
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Suasana diskusi bertajuk β€œ Menguat dan Melebarnya Radikalisme: Problem dan Solusi” yang diselenggaran dalam Temu Nasional Mufakat Budaya Indonesia di Jakarta, Rabu (30/10/2019). Sejumlah tokoh yang hadir antara lain, Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia yang juga mantan Kepala LIPI Taufik Abdullah, Ketua Kerukunan Masyarakat Hukum Adat Nusantara Henry Pandapotan Pangabean, Sosiolog Tamrin Amal Tomagola, Guru Besar Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung Jacob Soemardjo, dan Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Gianyar Bali Ida Pedanda Gede Putra Kekeran.

JAKARTA, KOMPAS – Istilah radikal telah mengalami pergeseran makna dari yang seharusnya. Pemikiran radikal yang diartikan sebagai pemikiran yang mendasar ataupun pemikiran yang maju justru dimaknai sebagai ancaman yang perlu ditangkal.

Paradigma yang salah tersebut bisa menghambat terjadinya diskusi yang mengedepankan pola pikir kritis di masyarakat, terutama di institusi pendidikan.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan