logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊTanah dan Air yang Lesap di...
Iklan

Tanah dan Air yang Lesap di Kabaena

Di Kabaena, pulau sekira luas Jakarta dan Bekasi ini, kehidupan seakan didikte korporasi yang terus mengeruk tanah merah, tempat hidup ribuan warga.

Oleh
Saiful Rijal Yunus
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lQsj_HTfKjWEgdCoesiShFo9IAk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2FMuara-sungai_84427835_1572287086.jpg
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Muara sungai di Malapulu, bagian selatan Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, seperti terlihat pada Senin (23/9/2019). Tak berapa jauh dari muara ini adalah tempat warga mengambil air bersih. Namun, sejak kawasan ini menjadi wilayah konsesi pertambangan, warga tidak boleh masuk dan mengambil air di tempat itu.

Suatu pagi, tanah tempat menggantungkan harapan terbelah. Pada lain waktu, mata air yang biasa dimanfaatkan warga tidak lagi boleh dimasuki. Di Kabaena, pulau sekira luas Jakarta dan Bekasi ini, kehidupan seakan didikte korporasi yang terus mengeruk tanah merah, tempat hidup ribuan warga.

Berjalan gontai, Sumartono (38) berkeliling di kebun jambu mete miliknya, pertengahan September lalu. Sore itu, di sebuah pohon mete yang berumur lebih dari lima tahun, ia berhenti.

Editor:
Bagikan