logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPembiayaan Energi Terbarukan...
Iklan

Pembiayaan Energi Terbarukan Tak Banyak Peminat, Perbaiki Ekosistem Investasi

Pembiayaan investasi untuk proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia belum banyak diminati. Selain berisiko tinggi, investasi energi hijau dinilai bukan untuk tujuan komersial.

Oleh
karina isna irawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TBdm_Vm5bcnGBNKcwkGCVtNKrd8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190218_ENGLISH-ANALISIN-EKONOMI-ENNY-SRI-HARTATI_B_web_1550501891.jpg
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Kincir-kincir angin milik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo-1 berjajar di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (2/2/2019). PLTB berkapasitas 72 MW ini menjadi PLTB terbesar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap yang berkapasitas 75 MW. Ada 20 kincir angin yang terpasang di PLTB ini. Pengoperasian PLTB ini akan memperkuat pasokan listrik di Sulawesi Selatan. Pemerintah akan terus mendorong investasi sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi alam Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pembiayaan investasi untuk proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia belum banyak diminati. Selain berisiko tinggi, investasi energi hijau dinilai bukan untuk tujuan komersial. Oleh karena itu, perlu keseriusan pemerintah memperbaiki ekosistem investasi secara holistik.

Associate Director Climate Policy Initiative Tiza Mafira mengatakan, tantangan pengembangan energi terbarukan di Indonesia berbeda dengan mayoritas negara. Di Indonesia, energi terbarukan sulit berkembang bukan hanya karena persoalan teknologi, tetapi persepsi. Investasi energi terbarukan dinilai tidak komersial.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan