logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บPelajaran dari Keruntuhan...
Iklan

Pelajaran dari Keruntuhan Batavia

Perencanaan sebuah kota tidak bisa dianggap remeh. Kesalahan perencanaan bisa meruntuhkan peradaban kota, sebagaimana yang terjadi di Batavia tempo dulu.

Oleh
STEFANUS ATO/AGUIDO ADRI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/z9U_0hth7f-9yu42ub9DPe7OSXI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F3ddcc360-2727-440e-9258-cca8d187ebf3_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Ojek sepeda melintasi restorasi Jembatan Gantung Kota Intan di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Senin (23/9/2019). Jembatan tua peninggalan Belanda yang dibangun pada 1628 itu direstorasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Jembatan Kota Intan dilengkapi dengan semacam pengungkit untuk menaikkan sisi bawah jembatan.

Kota Batavia pernah dibangun Belanda dengan mimpi menyerupai Amsterdam.  Namun, pada akhirnya runtuh dan ditinggal penduduknya hanya karena sanitasi kota yang buruk. Peristiwa itu meninggalkan pelajaran penting bahwa kesalahan merancang dan membangun kota dapat menghancurkan peradaban manusia.

Batavia pernah dipuja sebagai kota yang lebih indah dari Amsterdam. Pada tahun 1718, bahkan seorang Portugis bernama Innigo de Biervilas juga menuliskan tentang Batavia, mulai dari kota yang elok, makanan yang berlimpah, hingga lingkungan Batavia yang sehat.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan