Buruh Gendong, Wajah Sahaja di Tengah ”Cendol” Beringharjo
Saat peradaban modern menawarkan berbagai kemudahan dan kecanggihan, para perempuan perkasa ini masih mengandalkan tenaga demi penghidupan. Di usia yang kian senja mereka cawiskan sisa tenaga menjadi buruh gendong pasar.
Saat peradaban modern menawarkan berbagai kemudahan dan kecanggihan, para perempuan perkasa ini masih mengandalkan tenaga demi penghidupan. Di usia yang kian senja, mereka cawiskan sisa tenaga menjadi buruh gendong pasar. Kredo lama dipegang teguh, hidup adalah perjuangan.
Kaki Yisah (57) sedikit gemetar saat menuruni anak tangga Pasar Beringharjo sambil memikul keranjang bambu penuh berisi mentimun dan sayuran, Kamis (10/10/2019) siang. Sesekali mengusap peluh dengan jarik gendongan, dia menelusup di antara ribuan manusia yang berjubel layaknya cendol di pasar terpadat jantung Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.