logo Kompas.id
Utama”Ightiyalat” dan Legitimasi...
Iklan

”Ightiyalat” dan Legitimasi ala Joker

Penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto merupakan salah satu bentuk serangan teror yang menggunakan taktik ightiyalat. Taktik ini telah 10 tahunan lalu terdiseminasi dan dipelajari di jejaring teror di Indonesia.

Oleh
Sarie Febriane
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Q72391VTX9czlA7ejn5_MdYWjSQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2FWiranto-Diserang-Di-Pandeglang_83894678_1570727213.jpg
ANTARA/WELI AYU REJEKI

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto digotong dari mobil menuju ruang UGD Menes Medical Center sesaat setelah diserang di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, seusai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Mathla’ul Anwar, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). Wiranto menderita luka dua tusukan di bagian perut. Polisi menangkap dua tersangka suami-istri, Syahril dan Fitri Andriana, yang diduga terpapar jaringan NIIS.

Penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto merupakan salah satu bentuk serangan teror yang menggunakan taktik ightiyalat. Taktik ini sebenarnya telah sepuluh tahunan lalu terdiseminasi dan dipelajari di kalangan jejaring teror di Indonesia.

Dan, soal pejabat negara sebagai target serangan juga sama sekali bukan hal baru dalam sejarah teror di Indonesia. Kini, menjadi kian berbahaya ketika model serangan tersasar/terbatas (targeted) demikian berpretensi merebut legitimasi publik di tengah melemahnya dukungan moral publik terhadap aparat negara.

Editor:
Bagikan