logo Kompas.id
UtamaLangganan,  ”Subscribe”
Iklan

Langganan,  ”Subscribe”

Akankah kata langganan lenyap dari peredaran akibat tergusur oleh subscribe? Tanyaan itu muncul setelah beredar banyak isu soal penyusutan penerbitan media cetak lantaran terdesak oleh kecanggihan teknologi internet.

Oleh
KASIJANTO SASTRODINOMO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GwYRgfwVpT4aPLcpEkXzD-XTbyc=/1024x575/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2Fbahasa-featureImage.png

Akankah kata langganan lenyap dari peredaran akibat tergusur oleh subscribe? Tanyaan itu muncul setelah beredar banyak isu soal penyusutan penerbitan atau kematian media (massa) cetak lantaran terdesak oleh kecanggihan teknologi internet. Selama ini media cetak menjadi promotor utama pemakaian dan penyebarluasan kata langganan dan turunannya. Di kanal YouTube kata subscribe terus digaungkan untuk menggaet perhatian warganet. Beberapa media cetak Indonesia ternyata juga menggunakan subscription untuk mengundang pelanggan baru.

Jawaban optimistis atas tanyaan itu memperkirakan bahwa kata langganan—baik dalam arti ’berlangganan’ maupun ’pelanggan’—akan tetap beredar di tengah serbuan kata subscribe di ruang maya. Alasannya, langganan telah melembaga” sebagai idiom yang merujuk pada banyak kebutuhan dasar atau keperluan rutin sehari-hari manusia. Sudah sejak lama terdengar ungkapan langganan air, langganan listrik, langganan koran, juga langganan beras, langganan sayur-mayur, langganan susu (sapi), dan lain-lain. Artinya, pemakaian kata langganan mencakup utilitas penting dan tertancap kuat dalam pikiran khalayak ramai.

Editor:
yovitaarika
Bagikan