Pasar Saham Bergejolak, ”Stock Split” Kian Marak
Meski kinerja fundamental Barito Pacific masih tertekan, tetapi harga sahamnya justru melesat. Tercatat tiga bulan seusai stock split, saham BRPT meningkat 46,32 persen ke posisi Rp 995 per saham.
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah tingginya gejolak pasar saham Indonesia, aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham atau stock split menjadi marak agar emiten dapat lebih menjangkau investor ritel. Meski harga saham menjadi lebih rendah, aksi ini tidak mengubah valuasi karena jumlah saham yang beredar juga semakin banyak.
Sejak awal Januari hingga 4 Oktober 2019, tercatat sudah ada sembilan emiten yang melakukan stock split. Kesembilan emiten itu adalah PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN), PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharm Tbk (CARS), PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU), PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN), PT Temas Tbk (TMAS), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).