logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPesan Kuat dari Kerusuhan...
Iklan

Pesan Kuat dari Kerusuhan Wamena

Upaya melawan hoaks tidak akan efektif dengan pendekatan represif pemerintah pascakasus. Literasi kepada masyarakat tentang kualitas informasi dan cara mengendalikan hoaks menjadi strategis.

Oleh
YOHANES MEGA HENDARTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vZUG-drFc34sD3oVSmEJLwa8gJQ=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F7ca396e1-3788-4bdf-b156-e74d5f4a64f6_jpg.jpg
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA

Ratusan pengungsi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, yang tiba di Pangkalan Udara Silas Papare, Jayapura, Jumat (27/9/2019).

Hingga 1 Oktober 2019, sebanyak 33 orang tewas, 21.106 orang mengungsi, 6.472 orang dievakuasi ke luar kota Wamena, dan ribuan orang lainnya masih antre agar bisa diangkut pesawat Hercules tujuan Jayapura, Timika, dan Merauke. Semua ini karena kerusuhan yang dipicu kabar bohong atau hoaks sepekan sebelumnya.

Seriusnya dampak kerusuhan di Papua tersebut dikutip Kompas (2/9/2019) dari Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan Detasemen Pangkalan TNI Angkatan Udara Wamena. Kasus ini menambah panjang daftar kerusuhan dan perpecahan sosial yang diakibatkan hoaks di negeri ini.

Editor:
Bagikan