logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊKala Penegakan Disiplin...
Iklan

Kala Penegakan Disiplin Merenggut Nyawa Siswa

Penegakan disiplin di sebuah sekolah menengah pertama di Manado, Sulut, memakan korban. Mungkinkah kasus ini menjadi momentum untuk mengubah paradigma metode hukuman bagi siswa?

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sLQHtInBDTss5BVekuqATBorJxs=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F6bac99c9-d164-400e-872e-d41283bf5a51_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Jenazah Vanly Lahingede (14) disemayamkan di rumahnya, Rabu (2/10/2019), di Kelurahan Kima Atas, Manado, Sulawesi Utara. Vanly, siswa kelas IX SMP Kristen Mapanget Barat, meninggal saat sedang menjalankan hukuman lari keliling lapangan akibat terlambat datang, Selasa (1/10). Hukuman diberikan oleh seorang guru Bahasa Inggris, CS (58).

Jenazah Vanly Lahingede (14) dikebumikan, Kamis (3/10/2019), di Manado, Sulawesi Utara. Siswa kelas IX SMP Kristen 46 Mapanget Barat itu meninggal ketika sedang menjalani hukuman fisik dari guru piket. Namun, penyebab kematiannya masih menjadi teka-teki.

Sehari sebelumnya, Rabu (2/10) siang, ibadah penghiburan baru saja berakhir di rumah Yunli Mandiangan (40) di sebuah perumahan di Kelurahan Kima Atas, Kecamatan Mapanget. Satu per satu tamu meninggalkan tempat, tetapi Yunli tak beranjak.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan