logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPeralihan Bahan Bakar Kapal...
Iklan

Peralihan Bahan Bakar Kapal Butuh Ekosistem

Pemerintah pusat mendorong peralihan bahan bakar kapal dari solar menjadi gas alam cair atau gas alam terkompresi. Selain menekan biaya, gas alam juga lebih ramah lingkungan.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lwvF9oXjlE_RbVbD0AwQ8A8K38Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F580f8372-8700-4a65-944e-90afd1b54902_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Kapal yang menguji terap Conveter Kit dengan Diesel Dual Fuel (DDF) beroperasi di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (29/9/2019). Conveter Kit tersebut memungkinkan kapal menggunakan dua jenis bahan bakar, yakni diesel dan gas.

SEMARANG, KOMPAS - Pemerintah pusat mendorong peralihan bahan bakar kapal dari solar menjadi gas alam cair atau gas alam terkompresi. Selain menekan biaya, gas alam juga lebih ramah lingkungan. Namun, perlu ada ekosistem yang dibangun, termasuk soal ketersediaan.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, pada Uji Terap Converter Kit Diesel Dual Fuel (DDF) di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, Jawa Tengah, Minggu (29/9/2019), mengatakan, penggunaan gas alam cair (LNG) dan gas alam terkompresi (CNG) terus diupayakan.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan