logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊEquator Prize, Pengakuan Nilai...
Iklan

Equator Prize, Pengakuan Nilai Budaya Dayak Iban Sungai Utik

Masyarakat Dayak Iban rumah panjang Sungai Utik, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, meraih penghargaan Equator Prize dari PBB. Mereka berhasil menjaga wilayah dari ancaman perambahan dan ekspansi industri.

Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/D7Wulc2HgxDhpQ7qdVYrS8iN85A=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20180817_ENGLISH-TANAH-AIR-_B_web.jpg
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Seorang perempuan di rumah panjang Sungai Utik menjemur hasil panennya, Senin (6/8/2018).

PONTIANAK, KOMPAS β€” Masyarakat Dayak Iban rumah panjang Sungai Utik, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, meraih penghargaan Equator Prize yang diselenggarakan Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat. Mereka dinilai berhasil menjaga wilayahnya dari ancaman perambahan dan ekspansi investasi ekstraktif.

Penghargaan itu diterima pada Selasa (24/9/2019) waktu New York. Sungai Utik terpilih mewakili Indonesia, bersaing dengan 847 nomine lain dari 127 negara. Penerima penghargaan itu diwakili pemimpin rumah betang atau rumah panjang Sungai Utik (Tuai Rumah) Bandi (88) atau kerap disapa Apai Janggut dan perwakilan dari perempuan adat Sungai Utik, Kristiana Banang (52).

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan