logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊToleransi Saja Tidak Cukup,...
Iklan

Toleransi Saja Tidak Cukup, Lawan Tindakan yang Memecah Belah

Di tengah kondisi global yang kian tak menentu, rakyat Indonesia harus mengambil sikap untuk melawan tindakan yang memecah belah bangsa. Toleransi semata tidak cukup untuk melawan hal itu.

Oleh
Mohammad Bakir dari Vatikan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mD7sVFjQ8FHOP78vOHM_E5OhR3w=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FWhatsApp-Image-2019-09-26-at-12.44.091_1569479509.jpeg
KOMPAS/MOHAMMAD BAKIR

Diego Sarrio Cucarella, KH Yahya Staquf, Romo Marcus Solo bersama Romo Rahwini dari Keuskupan Pontianak, dan Mgr Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak.

ROMA, KOMPAS β€” Di tengah kondisi global yang kian tak menentu, rakyat Indonesia harus mengambil sikap untuk melawan tindakan yang memecah belah bangsa. Toleransi semata tidak cukup untuk melawan itu karena upaya memecah belah bangsa terbukti membuat hampir semua negara di Timur Tengah tak lagi mampu berpikir mencari jalan keluar bagi bangsanya sendiri.

”Kita tidak boleh menoleh ke belakang. Terlalu banyak alasan yang bisa membuat semua umat beragama terlibat dalam konflik. Jika menoleh ke belakang, Perang Salib selama ratusan tahun itu, telah membuat umat Islam dan Kristen punya banyak alasan untuk saling membenci,” ujar KH Yahya Staquf, Katib Suriah PBNU di depan rohaniwan Katolik di Kedutaan Besar RI untuk Takhta Suci, Roma, Kamis (26/9/2019).

Editor:
Pascal Bin Saju
Bagikan