logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊGerakan Pengelolaan Sampah...
Iklan

Gerakan Pengelolaan Sampah Berbasis Warga Butuh Militansi

Upaya pengelolaan sampah dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, termasuk di perkotaan, harus militan. Salah satunya menahan diri menggunakan bahan plastik sekali pakai.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jnPGSRIG1Fu4Bjxt8SQXUyA1qeY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2F20190423_ENGLISH-SERIAL-DIET-SAMPAH_B_web_1556020376-1.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Berbagai jenis sampah plastik yang dipisahkan sesuai jenis dan warnanya sebelum dicacah dan dibersihkan di Desa Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/4/2019). Dari pemrosesan berbagai limbah plastik yang dicacah tersebut mereka dapat menjual kembali ke pabrik pengolahan plastik. Harga jual plastik cacahan mencapai Rp 5.500 hingga Rp 14.000 per kilogram berdasarkan dengan jenisnya.KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA (WEN)23-04-2019

SEMARANG, KOMPAS - Upaya pengelolaan sampah perkotaan dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat harus dilakukan secara militan. Salah satunya menahan diri menggunakan perkakas berbahan plastik. Hal itu harus dimulai dari diri sendiri lalu disebarkan ke kelompok terdekat hingga institusi.

Gagasan itu mengemuka pada Bincang Kompas dengan tajuk "Manajemen Sampah Kota: Menuju Langit Biru Kota Semarang" di Hotel Grasia Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019). Acara tersebut diselenggarakan Harian Kompas, bekerja sama dengan Marimas dan Pemerintah Kota Semarang.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan