logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊBanjir Impor Tekstil,...
Iklan

Banjir Impor Tekstil, Beranikah Indonesia Tekan China?

Beranikah pemerintah menekan impor tekstil dan produk tekstil (TPT) itu hingga 60 persen per tahun sesuai harapan pelaku industri TPT dalam negeri? Hal itu mengingat mitra dagang TPT Indonesia terbesar adalah China.

Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5CkOIgdUDq7U_W-HMMDhj1kQ0_0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2Fb4492d62-2d4e-43a3-859e-57cf58c49607_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Pedagang kain menunggu pembeli di kios kain di kawasan Cipadu, Kota Tangerang, Banten, Selasa (17/9/2019). Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional menghadapi beragam tantangan. Mulai dari aspek regulasi, pembiayaan, biaya energi, logistik, produktivitas hingga serbuan tekstil impor ilegal. Dibutuhkan upaya untuk meningkatkan daya saing sektor industri tekstil nasional yang dapat memberi konstribusi lapangan kerja dan devisa.

JAKARTA, KOMPAS -- Impor tekstil dan produk tekstil dinilai berlebihan dan mengancam industri dalam negeri. Pemerintah akan melakukan safeguard atau tindakan pengamanan perdagangan agar industri tekstil dan produk tekstil yang ditetapkan sebagai industri prioritas itu tidak makin merugi.

Saat ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menyelidiki lonjakan impor itu. Khususnya untuk komoditas kain, benang (selain benang jahit), dan tirai gorden.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan