logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMenyibak Bayang-bayang...
Iklan

Menyibak Bayang-bayang Kepunahan Silek

Silek, silat khas Minangkabau, beberapa tahun terakhir terancam punah akibat minimnya regenerasi. Di Agam, Sumatera Barat, bayang-bayang kepunahan ini berusaha disibak.

Oleh
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BMBUmAsLF4U-QtNB0rtdZ4bHBXY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FSilek-Art-Festival-2019-Agam_83158866_1568908972.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Kelompok silek Madrasah Tarbiyah Islamiyyah Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, melakukan gerakan pembuka dalam festival silek pelajar dan festival silek sasaran di Pasar Rabaa, Nagari Koto Kaciak, Agam, Jumat (30/8/2019). Festival yang menjadi bagian dari Silek Art Festival 2019 itu diikuti 20 kelompok tingkat pelajar dan 16 kelompok tingkat sasaran se-Kabupaten Agam.

Silek, silat khas Minangkabau, beberapa tahun terakhir terancam punah akibat minimnya regenerasi. Di Agam, Sumatera Barat, bayang-bayang kepunahan ini berusaha disibak. Silek dimaknai sebagai nilai luhur yang mesti dilestarikan dalam kehidupan masyarakat Minang.

Walau belum selincah pesilek dewasa, penampilan pasangan Fahri Elvianda (11) dan Cakra Abima (10) siang itu mengesankan. Tepisan, serangan, dan kuncian yang diperagakan di atas pentas ringkas, tetapi indah. Mereka juga tak gentar bermain-main dengan pisau. Koreografi duel yang ditunjukkan menuai tepuk tangan riuh.

Editor:
Bagikan