logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊWarga Hirup Udara Berbahaya di...
Iklan

Warga Hirup Udara Berbahaya di Palangkaraya

Warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah menghirup udara berbahaya selama kebakaran hutan dan lahan. Pemerintah lakukan modifikasi cuaca atau membuat hujan buatan.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Vvpc7VpTgOIMbre9Fwgxs-bwkts=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190918IDO_PemadamanApi4SILO.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Ahmad (26), warga Jalan Mahir-Mahar, Kota Palangkaraya, Kalteng memadamkan api di belakang rumahnya dengan ember dan gayung, Rabu (18/9/2019). Sedikitnya 44.000 hektar lahan terbakar di Kalimantan Tengah selama 2019.

PALANGKARAYA, KOMPAS – Warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah menghirup udara berbahaya selama kebakaran hutan dan lahan. Pada Rabu (18/9/2019) pagi hingga petang nilai partikulat atau PM10 berkisar antara 500 mikrogram per kubik hingga 1.939 mikrogram per kubik atau di level berbahaya. Pemerintah pun mulai modifikasi cuaca.

Rafi (7), menghabiskan liburnya bersama keluarga di rumah panggung kayu di Jalan Mahir-Mahar, Kota Palangkaraya, Kalteng. Dirinya sudah libur tiga hari karena kabut asap dan keputusan pemerintah yang meliburkan semua sekolah.

Editor:
agnespandia
Bagikan